Kamis, 24 April 2014

Negeri Utopia

"Kau mainkan untukku
Sebuah lagu tentang negeri di awan
Dimana kedamaian menjadi istananya
Dan kini tengah kaubawa
Aku menuju kesana"

Sepenggal lirik lagu dari Katon Bagaskara. Sebuah lagu yang mungkin berkisah tentang pengharapan (jika tak mau disebut utopia) akan negara yang ideal dan harmonis.

Pernahkah ada?

Jika menelaah kembali lembaran demi lembaran sejarah kerajaan nusantara bahkan dunia, pernah satu atau dua kali kita menemukan kisah kerajaan ideal itu:
Raja yang adil, pertanian dan perdagangan yang maju, dan pada akhirnya rakyat yang damai dan sejahtera.

Jika hal yang dituliskan benar adanya, kemana kerajaan-kerajaaan itu?

Tak ada lagi.

Negeri dongeng itu sudah punah.
Dan kita yang jauh dari peradaban itu, hanya berujar eksistensi negara tersebut hanya utopia.

Rumput tetangga selalu lebih hijau.
Seringkali dalam pencarian negeri ideal, manusia mencari ke negara lain, berharap ada di nun jauh disana.

Adakah?
Secara temporer kadangkala ada.
Secara permanen tak pernah ada.


Seorang pemuda, berkeluh kesah tentang kota wisata idolanya di jawa tengah, kini penuh copet dan penipu.
Rasanya baru kemarin dia memuja muji setinggi dewa bahwa kota ini akan jadi tempat tinggalnya dimasa pensiun, hidup tenang dan damai.
Hari ini, utopia-nya bertahun-tahun lalu usai.


Petinggi pariwisata Indonesia pernah berbangga hati akan pembuatan film Eat,Pray,Love di Bali. Film itu akan mempromosikan Indonesia katanya.
Statement itu pasti keluar dari mulut mereka yang tak membaca versi novelnya.

Di novel aslinya, si penulis mengungkapkan bahwa Bali tidak sesuci tampakan luarnya.
Meskipun polisi Bali memakai bunga ditelinganya, nyatanya ketika si penulis ingin memperpanjang masa tinggal liburnya, dia cukup menyogok polisi Bali.

Selugas itu dia membuka borok korupsi di negara Indonesia.

Moralnya. Bali-pun bukan negara utopia yang diimpi-impikan.
Tak seindah itu.

Lalu apa yang harus kita pilih.
Tetap diam termenung di kota yang terasa menahan kita.

Atau

Pergi.
Jauh.
Lepas.
Kemana hati ingin pergi
Ke tempat-tempat yang mungkin mempertemukan kita dengan teman-teman baru...
dengan kebijaksanaan baru...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar