Jumat, 22 Agustus 2014

Prabowo antarkan Jokowi Presiden

Dalam bukunya Outlier, Malcolm Gladwell menuliskan bahwa kesuksesan pendiri raksasa teknologi seperti Bill Gates dan Steve Jobs dikarenakan mereka dibantu oleh banyak faktor, salah satunya adalah mereka lahir diwaktu yang tepat, sehingga mereka tumbuh disaat kesiapan mereka bertemu kesempatan.

Malcolm Gladwell menyebut anak-anak beruntung itu sebagai Outlier.

Jokowi adalah Outlier Politik Indonesia.

Jika saja Prabowo tidak mencalonkan diri.

Jika saja Demokrat memenangkan pemilu legislatif dan mengantarkan Dahlan Iskan sebagai capres.

Mungkin saja Jokowi bukan Presiden Ketujuh Indonesia.


2014 adalah 16 tahun dari 1998.
Tahun 1998 adalah sebuah peristiwa maha penting dari sejarah politik Indonesia.

16 tahun adalah waktu yang cukup lama untuk mengantarkan para aktivis 98 menjadi anggota DPR dan Elit Partai di 2014 kini.

Kebencian akan penindasan orde baru masih belum punah, dan tiba-tiba saja memori itu disegarkan kembali dengan munculnya bekas menantu Suharto menjadi capres, ya orang itu adalah Prabowo.

Kebencian yang tiba-tiba muncul kembali membuat mereka elit partai dan para pengusaha kini yang mudanya dulu ditindas orde baru bergandeng tangan menghalau kembalinya orang yang akan menciptakan suasana traumatik orde baru dimasa reformasi.

Ya benar, buruknya reputasi Prabowo dikarenakan latar belakang orde barunya membuat mendukung Jokowi adalah harga mati bagi para anti orde baru.

Ya sekali lagi.
Andai kata Dahlan Iskan Capres bukannya Prabowo.
Maka bisa saja Dahlan Iskanlah Presiden Ketujuh Indonesia.

Jokowi harus berterima kasih kepada Prabowo.
Identitas orde baru Prabowo membawa berkah dukungan aktivis 98 bergulir deras kepada Jokowi.

Ya...
Prabowo antarkan Jokowi menjadi Presiden Ketujuh Indonesia.