Senin, 07 April 2014

Langit yang Sama

Sebuah hari
Di perkantoran daerah Kelapa Gading.

Seorang pria diperkenalkan sebagai anggota baru sebuah kantor.

Sebuah awal dari semuanya...

"Siapa sih dia"
Tanya Kinan ke rekan sejawatnya.
"Katanya manajer baru departemen sebelah tuh" sahutnya
"Hmm muda dan tampaknya slengean ya" kinan menuding sambil melihat pakaian si pria yang sedikit kusut dan keluar dari celananya.


Kantor itu kecil saja, efisien dan membuat para penghuninya pasti berinteraksi satu sama lain.

Suatu siang.
Sang pria memfotokopi sebuah berkas
Dan ketika,karena fotokopi di kantor itu hanya satu saja.

Si pria pun bertemu Kinan.

"Fotocopy apa pak?" Kinan berbasa-basi.
"Oh enggak, kertas-kertas buat meeting aja mbak, oh iya maaf mbak siapa ya?'
"Kinan pak" dia tersenyum manis ke sang pria.
"Salam kenal ya Kinan, namaku Awan" reflek Awan tersenyum melihat senyum Kinan.


Sebuah siang yang panas.
Matahari menyembulkan sinarnya menembus jendela kantor...


Kinan berjalan melewati lorong antar departemen.
Dia melihat Awan duduk berdiskusi dengan rekan-rekannya

Yang mengganggu Kinan, Awan berdiskusi dengan duduk diatas meja.
Bagi seorang gadis tulen yang menjunjung tinggi tata krama seperti Kinan, perilaku Awan sangat mengganggu.

Tau dirinya diperhatikan, Awan melirik ke Kinan
Kinan memilih membuang muka
Membiarkan wajahnya terkena hempasan cahaya hangat matahari.


Kantin Kantor.

Panas cuaca dan kerja yang keras.
Sebuah kombinasi manis yang pantas dihadiahi minuman dingin.

Awan mencari-cari minuman yang dia inginkan
Ketika menemukannya dia tak hanya mendapatkan minuman, dia mendapatkan seorang Kinan sedang duduk sendiri dimeja kantin.

"Sendiri nih, Nan" basa basi yang amat basi dari Awan.
"Ah enggak, bedua sama teh botol dingin nih" balas Kinan dengan penekanan yg diiringi senyum judes.

"Ouchh gitu ya" Awan bergumam
"Engg tadi lewat departemenku ya kamu, jarang-jarang padahal" Awan berusaha mencairkan suasana agar cair seperti teh botol nya Kinan

"Iyaa,pas banget liat kamu lagi duduk-duduk ngeboss diatas meja!" Tuding Kinan to the point.

"Ahh itu kan biar gak kaku aja sama anak-anak, biar suasana cair" argumen Awan membela diri

"Memangnya duduk dengan lebih sopan gak bisa mencairkan suasana?" Balik Kinan menyerang

"Ya bisa sih, tapi enakan gitu sih" Awan mulai mengkeret kalah argumen.

"Ohh gitu ya!" seru Kinan sambil memicingkan mata ke Awan
"Udah aku cabut dulu ya, banyak kerjaan nih" tandas Kinan,pergi tanpa membiarkan Awan sempat membalas.



Hari-hari berikutnya, tak ada interaksi dari keduanya.
Kinan merasa ilfil dengan Awan.
Memilih menghindar dan tak berbicara dengan Awan.
Awan tahu, tak ada gunanya memaksa, sehingga dia membiarkan yang terjadi, terjadilah, Que Sera Sera, whatever will be will be.


Hari-hari dingin diantaranya terus bergulir, meskipun Perkantoran Kelapa Gading panas seperti Gurun.



Tempat fotocopy kantor.


Awan sibuk membaca dokumen-dokumen kantor yang banyak, sambil berjalan.
Tak dilihatnya Kinan dari arah berlawanan
Merekapun bertabrakan dan menghamburkan dokumen-dokumen mereka.


"Waduhh,maap banget Nan, suer gak ngeliat kamuu" tergopoh-gopoh Awan minta maaf ke "Perang Dingin" -nya itu.
"Iyah gapapa" Kinan berkata sambil membereskan dokumen
"Hmm ini apa nan" Awan bertanya,sambil membaca dokumen bertuliskan "Promotion Development Program (PDP)".
"Cuma dokumen-dokumen baru yang harus dipelajari pak" Kinan bergumam pelan.


Kafe dekat Kantor.

Kinan tampak kusut menatap dokumen dan laptopnya.
Entah kebetulan semata atau karena kafe itu tempat favorit. Awan ada di kafe yang sama.

"Hai Nan" sapa Awan
"Ohh, hai pak" balas Kinan
"Bikin materi presentasi PDP emang ribet sih, aku dulu pusing banget bikinnya" ujar Awan sambil menatap laptop Kinan.
"Oh iya,pak Awan pernah juga dulu ya"
"Iya Nan, banyak banget data yang harus dikumpulin"
"Iya pak bingung mulai dari mana"
"Gini nan, kamu kumpulin aja data 3 bulan terakhir dari tema yang kamu angkat, nanti bandingin head to head growthnya dengan 3 bulan kedepan. Pointnya yg dicari di PDP adalah dampak langsung dari kerjaanmu ke growthnya kita. Intinya before after effectlah" beber Awan panjang lebar.

"Hmm,iya juga ya pak, jadi keliatan perbandingannya" Kinan berfikir.

Hari-hari Kinan disibukkan dengan PDP-nya membuat dia semakin tak punya waktu bersosialisasi.


"Nan, masih sibuk PDP-nya?" BBM Awan
"Iya pak, sibuk banget nih" reply Kinan
"Besok ayo temenin aku main ya" ajak Awan
"Kemana pak" tanya Kinan
"Ada deh,seru kok" lugas Awan
"Hmm,oke deh" tandas Kinan


Esoknya....

"Oh ke (Taman) Anggrek yaa" Gumam Kinan
"Iyaa, belum pernah ice skating-an kan? Nyoba yukk" Awan mengajak
"Tapi,aku gak bisa main gituan pak" Kinan meragu
"Oh, sama dong aku juga gak bisa" Awan menukas sambil menarik tangan Kinan
"Looohhh" Kinan bingung memucat dan meragu



Dan dalam satu setengah dari dua jam jatah bermain Skating ke depan, mereka habiskan dengan pantat menempel dinginnya lantai es di arena skating.

Kinan yang tak bisa,terus mengekor memegang baju Awan, membiarkan Awan mengajaknya berputar-putar di arena skating.
Seru mereka bermain.
Seru mereka tertawa-tawa
Mentertawakan ketidakbisaan mereka, dan ke-amatir-an pengunjung skating lain yang terjatuh didinginnya lantai es.


"Haha seru yaaa" tukas Awan
"Ihh iyaa, abis banyak jatuhnya sih, hihihi" Kinan tertawa cekikikan

"Skating udah, maem udah, ayo kita duduk-duduk santai di taman yuk Nan" ajak Awan
"Ayok ajah pak, Taman mana?" Tanya Kinan
"Ada Taman enak dideket HI tuh" Awan berkata

Dan mereka menyusuri jalan, melewati flyover Roxy, untuk sampai ke Taman teduh idola Awan.



Taman Suropati...



"Ihh tempat apa iniihh" sinis Kinan berkata
"Tempatku kalo melepas lelah Nan, hehe" jawab Awan meredakan sinis Kinan
"Lihat, tempatnya ijo-ijo gini,nyenengin liatnya, oase setelah tiap hari liat aspal panas jalanan Jakarta muluk, hehe" cerocos Awan
"Ayoh duduk-duduk disitu" tunjuk Awan ke salah satu tempat duduk di Taman.
"Kamu tau, disini sering loo ada anak-anak mahasiswa seni yang latihan, bawa gitar, biola, terus nyanyi, gilak lo suara mereka keren-keren kayak Sammy Kerispatih atau Raisa kalo cewek" beber Awan panjang lebar dengan antusias
"Iya juga ya pak, kalo sore-sore ngobrol sama teman asyik nih, sampe pagi juga oke" balas Kinan dengan senyum senang.
"E tapi selain mahasiswa seni, disini juga kadang ada banci pengamen lo, haha" ujar Awan


Dan tampaknya, seperti Voldemort yang namanya tak boleh disebut karena dia akan hadir kepadamu.
Banci pengamen yang disebut-sebut Awan pun datang menghampiri.

Dan jadilah Awan dan Kinan mendengarkan Banci tersebut menyanyi dan joget-joget tidak jelas.
Ketika Kinan memberi mereka receh, si banci mencolek dagu Awan kemudian berlalu.
Kinan tertawa cekikikan.

"Hihi ada-ada aja" masih Kinan cekikikan
"Salah aku juga sih nyebut nama mereka, muncul deh, hahahaha" Awan ngakak


Dan hari itu, menjadi date yang menyenangkan untuk mereka.
Malam beranjak.
Dan mereka pulang ke peraduan masing-masing.



Hari yang sempurna dan dinanti Kinan tiba.
Pengumuman PDP
Singkat saja pengumuman itu
Tertulis:

"Congratulation to Kinanti Asriana karena telah berhasil menuntaskan Promotion Development Program dan berhak atas hak dan kewajiban yang mengikatnya"

Kinan berhasil.

"Pak Awaaannnnn, aku berhasiiillll" Kinan berbagi kabar bahagianya dengan Awan

"Weeeeeeeee, Congrats Kinaaannnnn" Awan memeluk Kinan.



Hanya beberapa saat setelah ucapan selamat itu. Awan dipanggil HRD.
Singkat saja HRD menyampaikan sebuah pesan yang merubah raut muka Awan.
Dari balik kaca ruangan, Awan masih melihat ekspresi gembira Kinan merayakan keberhasilan dengan teman-temannya.
Kali ini Awan menatap dengan nanar.


Suatu Malam di Kafe.

"Nan, I must say something important to you" ucap Awan dengan wajah serius
"Apa?" Kinan melihat raut serius Awan
"HRD barusan bilang, minggu depan aku dimutasi ke Surabaya" Awan to the point

Kinan diam melongo, dia berusaha mencerna.
Malam itu menjadi malam yang berat.


"Bagaimanapun ini tak dapat dihindarkan, aku mendukungmu apapun yang terjadi" Kinan mencoba bijak
"Aku berharap sebenarnya kita bisa seperti Nugroho dan Yanti yang bisa LDR dan akhirnya menikah" harap Awan
"Entahlah Awan, aku tak yakin" geleng Kinan meragu


Ruang Tunggu Bandara Soekarno Hatta


"Nan aku berangkat ya" BBM Awan
"Kamu hati-hati ya, sukses disana" Kinan mendoakan


Pesawatpun terbang tinggi.
Membawa asa terbang tinggi.



Perkantoran Rungkut, Surabaya.

Awan menatap langit biru.
Dia berharap Kinan sedang memandang langit yang sama

Tempat teduhnya mempertemukan mereka
Tempat teduhnya memisahkan mereka


Dan samar-samar dari HP Awan, terdengar lagu band Noah....


Dan diriku bukanlah aku....
Tanpa kamu tuk memelukku....
Kau melengkapi aku....
Kau sempurnakan aku....


1 komentar: