Anda pernah menonton iklannya?
Iklan ini bercerita tentang seorang karyawati perempuan yang malu dijemput ayahnya dengan motor butut.
Dia malu mengakui ayahnya didepan teman-temannya.
Diakhir cerita seperti iklan Ramadhan lainnya, karyawati tersebut akhirnya berbesar hati mengakui kalau pria tua dengan motor butut itu ayahnya.
Apa pesan moralnya?
Umumnya kita berkesimpulan bahwa kita harus berbangga dengan apapun keadaan ayah kita.
Itu sebuah kesimpulan yang tidak salah.
Hanya saja saya terpikirkan alternatif pesan moral yang lain.
Kesimpulan yang saya ambil, bukan persepsi dari sudut pandang si anak.
Tapi dari sudut pandang si ayah.
Saat ini atau kelak.
Kita akan menjadi orang tua.
Suatu fase yang pasti terjadi.
Ada sebuah quotes yang menasehati generasi muda: "sengsara diwaktu muda itu biasa, sengsara diwaktu tua itu menyedihkan"
Kembali ke Iklan.
Jika kita mengambil pesan moral dari sudut pandang si ayah.
Maka seharusnya kita bekerja keras di karir kita masing-masing, agar ketika anak-anak kita dewasa, mereka akan dengan bangga mengatakan: "lihat ayah sudah menjemputku"
Maka untuk itu, kita harus bekerja keras meniti karir, agar kelak bukan saja kita yang membanggakan prestasi si anak, akan tetapi anak kita turut bangga dengan prestasi kita orangtuanya.
Oh salahkah saya dengan pemikiran seperti itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar